Jumat, 22 Februari 2013

MAKALAH GLOBALISASI DI BIDANG SOSIAL & BUDAYA

BAB. PENDAHULUAN

I.                           Latar Belakang Masalah

Globalisasi di era reformasi ini, dirasa sangat kental. Ia masuk kesetiap bagian dalam suatu Negara, misalnya ekonomi, pendidikan, IPTEK, sosial budaya dan lain lain. Bahkan semua orang dapat merakan efek dan pengaruh yang dibawa Globalisasi. Pengaruh positif tentu sangat baik dan bisa diterima. Namun selain pengaruh positif, juga terdapat pengaruh negatif. Hal ini patut kita cerna dan telaah lebih lanjut. Oleh karena itu, pada karya tulis kali in saya akan membahas mengenai Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya.

II.                      Tujuan

Dengan menulis karya tulis ini, diharapkan kita dapat mengetahui apa saja pengaruh positif dan negatif dari Globalisasi. Selain itu juga, diharapkan kita dapat mengambil sikap untuk menghadapi Globalisasi yang sudah melekat erat dan tidak dapat dihindarkan lagi.

III.                Rumusan Masalah

1.                   Apakah pengertian Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya?
2.                  Bagaimana pengaruh positif dan negatif Globalisasi bidang Sosial Budaya?
3.                  Bagaimana cara menyikapi Globalisasi?

                       



BAB.PEMBAHASAN MATERI

I.                           Pengertian Globalisasi

Globalisasi berasal dari kata globe yang berarti "dunia". Secara harfiah globalisasi bisa diartikan proses mendunia. Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya merupakan proses sosialisasi & pertukaran budaya antar bangsa yang melintasi batas Negara.

Ada sebagian yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat  untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang nantinya akan mengahpus batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Penertian ini didukung oleh pihak yang mendukung terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya

II.                     Pengaruh Globalisasi Bidang Sosial Budaya

A.  Pengaruh Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya

Ada dua faktor pendukung munculnya globalisasi yaitu berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan adanya integrasi ekonomi. Namun meski hanya 2 faktor pendukung, dampak globalisasi merambat pada segala sekor yang ada. Dan pengaruh Globalisasi bidang Sosial Budaya yang paling dapat kita rasakan adalah “Masuknya Budaya Barat”.

Budaya Barat sangat bertentangan dengan Bangsa Asia khusunya Indonesia yang dianggap Budaya Timur. Di era Globalisasi ini, dengan mudahnya Budaya Barat masuk  melalui media internet, tv, ataupun media cetak yang kemudian diserap oleh banyak kaum muda. Hal ini saling berkesinambungan dengan pengaruh buruk lainnya dari globalisasi.

Bagi Bangsa Asia, Masuknya Budaya Barat dapat menyebabkan:

1.      Cultur Shock

Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi longgar.Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.

Pudarnya budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.

Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam “Cipika-Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.


2.      Sikap Meniru

a.      Meniru perilaku yang buruk

Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya perkelahian antarpelajar dan pelajar yag terintimidasi dalam sekolah.

b.      Meniru Idola

 
 (penggemar Lady Gaga)


Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Kita ambil contoh, siapa yang tak kenal Lady Gaga? Ia adalah salah satu dari banyak contoh penyanyi papan atas dari luar negri yang banyak dikagumi. Tak sedikit kaum muda yang mengidolakannya dan mengikuti gaya serta penampilannya. Cara berpakaian yang tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila” serta lirik lagunya yang “satanic”. Tapi semua itu seolah tak berarti, dan tetap diikuti.
                                                                             
3.      Style (cara berpakaian) Bangsa Barat

Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena trend pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah.

4.      Cultur lag (kesenjangan budaya)

Cultur lag ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai tanggung jawab.

5.      Sekularisme/Sekulerisme

Merupakan Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.

Meningkatnya pengaruh sekularisme menyebabkan menurunnya pengaruh agama di dalam Negara. Orang-orang akan mulai beralih kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan menjaduh dari agama dan takhyul.





Selain Masuknya Budaya Barat yang menjadi akar dari semua dampak negatif Globalisasi bidang sosial budaya, ada unsur lain yang ikut berperan dalam hal ini yaitu “Kemajuan IPTEK”. Kemajuan IPTEK adalah dampak positif dari globalisasi dalam bidang Teknologi, namun ini sedikit banyak membawa dampak negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya melahirkan gaya hidup yang:

a.      Mewah

Suatu gaya hidup yang mengedepankan merk dari barang-barang yang dikonsumsinya. Segala sesuatunya haruslah mewah denga harga yang menakjubkan.

b.      Individualistis

Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat fatal karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya.


c.       Pragmatisme

Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri.  Padahal menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolong. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan saja.

d.      Matrealisme

Suatu paham yang menilai segala sesuatunya dengan materi dan selalu berusaha memperkaya diri dengan materi berlebih. Gaya hidup seperti ini sepatutnya dihindari karena tidak semua barang dapat dinilai secara materi.

e.      Hedonisme

Hedonisme menjiwai para pengusaha lokal yang hidup di beberapa negara miskin. Mereka meraih keuntungan yang banyak dengan cara menggali sumber daya alam tanpa batas. Tangan-tangan merekalah yang telah menggunduli hutan, mengotori sungai, mencemari ekosistem laut, dan penebar racun di udara. Para pengusaha lokal tersebut memperkaya diri mereka demi sebuah kesenangan hidup. Padahal secara tidak langsung, mereka telah menghancurkan keseimbangan alam dan menghilangkan mata pencaharian bagi orang-orang yang bergantung pada alam.

f.        Permisif

Suatu paham yang membiarkan sesuatu hal yang dianggap tabu untuk diperlihatkan. Contoh dari pemahaman ini adalah Bangsa Barat yang mengajarkan untuk bertelanjang dada untuk pria bahkan sebagian wanita Barat yang ekstrem ikut bertelanjang dada. Sikap permisif tersebut berangsur-angsur mulai tumbuh dikalangan kaum pria. Tapi untuk kaum wanita kebanyakan tentunya tidak melakukan hal demikian. Terlebih aturan beberapa negara terutama bangsa Timur yang sangat membatasi.

g.      Konsumerisme

 
Konsumerisme merupakan paham atau aliran atau ideologi dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal pakaian tersebut tidak semuanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

h.     Sikap yang Serba Instant

Era Globalisasi membuat mudah segala sesuatunya. Ingin makan mie, cukup menyeduh mie instant. Ingin makan bubur, cukup menyeduh bubur instant. Ingin makanan dalam waktu singkat, cukup pesan fast food. Serba instant yang hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Namun bukan berarti hal tersebut bagus. Sikap yang serba instant akan mengantarkan pada sifat yang tidak sabaran. Terlebih semua makanan yang instant berdampak negatif pada kesehatan tubuh.

i.        Malas & Lalai

Seiring berkembangnya zaman, masyarakat beralih dari penggunaan Radio menjadi TV atau bahkan Internet. Hiburan yang disajikan begitu mengasyikan dan seru hingga membuat kita menjadi lalai dan malas.Bukan hanya berpengaruh pada kelalaian mengerjakan tugas namun juga dapat menyebabkan lalai dalam beribadah bahkan cenderung malas.


B.  Pengaruh Positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya

Banyak sekali pengaruh buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun tentunya masih ada pengaruh positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita rasakan, atau mungkin bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya.

1.       Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2.      Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.






















Setelah membahas bagaimana Globalisasi dapat memberikan dampak yang begitu dahsyat bagi kita semua, ada satu hal pengaruh Globalisasi yang saya rasa dapat dikategorikan sebagai dampak positif sekaligus dampak negatif, yaitu
Wanita Karier (Emansipasi Wanita)”
   (Memasak Didapur)           
                        
Dulu terdapat aturan bahwa anita tidak diperbolehkan masuk kedalam dunia kerja. Tugas mereka hanyalah menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anggota keluarga. Inilah ketentuan yang berlaku sebelum



                                                                                                         

 
(Bekerja dikantor/perusahaan)

 Namun pada era Globalisasi ini, aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi. Mengurus Rumah Tangga bukanlah lagi tugas wajib dari seorang wanita yang sudah berkeluarga. Banyak wanita yang masuk kedalam dunia kerja. Dan tidak jarang mereka kaum wanita sukses menjadi wanita karier ataupun memimpin perusahaan.


 



Mengapa dapat dikategorikan positif maupun negatif? Karena wanita yang sudah berkeluarga tentu memiliki tanggung jawab mengurusi rumah tangganya selagi suami berkerja. Namun apabila wanita ikut berkarier, lalu siapakah yang akan mengurus rumah? Dan hal yang sangat fatal adalah kurangnya kasih sayang ibu pada anaknya. Namun hal ini menjadi positif manakala wanita membawa perubahan baru, ikut memperbaiki perekonomian.

Mungkin yang perlu disikapi adalah mengambil hal positifnya dan meminimalisir kemungkinan buruknya.

.




III.                Cara Menyikapi Globalisasi

Meskipun Globalisasi sebagian banyak merugikan kita, namun kita tidak bisa menghentikan laju Globalisasi. Globalisasi adalah tantangan hidup yang harus dihadapi bukan dihindari. Lebih kepada memanfaatkan Globalisasi sebaik mungkin, maka akan mengurangi dampak negative Globalisasi atau bahkan mungkin damapk negatifnya dapat kita hilangkan.
Lalu bagaimanakah cara kita menghadapi Globalisasi yang sudah didepan mata? Jika tidak cermat dalam menentukan langkah maka yang fatal terjadi adalah “BUDAYA ASLI YANG HILANG DITELAN BUMI”

Berkaitan dengan dampaknya dibidang social budaya, maka sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus mengambil sikap untuk menghadapi Globalisasi, diantaranya:
1.       Meningkatkan Kualitas Nilai Keimanan Dan Moralitas Masyarakat
Meskipun Globalisasi datang dengan setumpuk pengaruh negative, namun dengan perisai keimanan dan moral yang tinggi, maka pengaruh Globalisasi khususnya yang menimbulkan sifat-sifat seperti matrealistis, hedonisme, permisif, dan lain-lain tidak akan bisa menguasai diri kita. Maka keimanan dan moral kita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu dibenahi dan ditingkatkan lagi.
2.      Meningkatkan Jiwa Dan Semangat Persatuan, Kesatuan, Dan Nasionalisme
Lunturnya sikap gotong-royong, tolong-menolong yang telah diajarkan oleh nenek moyang kita diakibatkan kurangnya rasa persatuan. Jiwa indivisualisme lebih kental pada setiap individu. Rasa kesatuan dan Nasionalisme pun ikut pudar karena lebih memilih hal-hal yang menguntungkan saja. Perlu adanya kesadaran diri untuk memupuk dan meningkatkan rasa persatuan, kesatuan dan Nasionalisme
3.      Melestarikan Kebudayaan Dan Adat Istiadat Daerah

Jika bukan kita sendiri sebagai generasi muda yang turut melestasikan warisan budaya leluhur, lalu adakah orang lain? Kebiasaan yang ada dalam masyarakat pun mulai hilang ketika Globalisasi dating. Globalisasi perlahan-lahan dapat mengikir budaya asli. Ini sangat berbahaya. Sebagai generasi muda, kita harus melestarikan budaya dan adat istiadat daerah bersam-sama

.

Setelah nilai globalisasi menyatu dengan nilai dasar budaya bangsa maka kita sebagai bangsa yang berdaulat berkewajiban menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai bangsa, yakni dengan cara mendidik anak bangsa agar menjadi manusia Indonesia yang dilandasi oleh nilainilai budaya bangsa dan memiliki kemampuan untuk ber kompetisi dalam dunia global. Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai berikut:
a.      Berkompetisi dalam kemajuan iptek;
b.      Meningkatkan motif berprestasi;
c.       Meningkatkan kualitas/mutu;
d.      Selalu berorientasi ke masa depan.

Terlebih lagi kita memiliki Pancasila yang merupakan penyaring terhadap pengaruh globalisasi. Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap dan usaha untuk menghadapi pengaruh dari proses globalisasi, di antaranya sebagai berikut.

Selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai penyaring terhadap pengaruh globalisasi yang bersifat negatif.
Selalu meningkatkan penghayatan dan pengamalan kita terhadap Pancasila untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
·         Selalu meningkatkan ilmu pengetahuan kita agar dapat menilai mana yang dianggap baik dan benar terhadap pengaruh globa lisasi.
·         Selalu meningkatkan pendidikan dan keterampilan kita agar dapat menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain.
·         Selalu meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain.
·         Selalu mempertahankan dan melestarikan budaya lokal tradisional agar tidak digantikan oleh budaya bangsa asing.  
·         Selalu meningkatkan kualitas produk hasil produksi dalam negeri sehingga dapat igunakan dan selalu dicintai oleh masyarakat dalam negeri. Selain itu, produk hasil produksi dapat bersaing dan dapat merebut pasar lokal serta internasional.
·         Selalu menumbuhkan sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan sehingga mampu menilai pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat positif manusia modern sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi.








BAB. KESIMPULAN

Banyak pola hidup negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme, pragmatism, hedonism, matrealisme dan lain-lain. Semua sikap tersebut akan melunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, & kesetiakawanan sosial serta nilai-nilai agama. Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara pun akan pudar karena dianggap tidak ada hubungannya.
Namun juga terdapat beberapa dampak positif yang dapat kita rasakan:
1.       Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2.      Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Setelah mengungkapkan berbagai macam pengaruh Globalisasi, pengaruhnya yang merujuk pada sisi negatif dapat menghancurkan suatu Negara. Pengaruhnya secara garis besar mengenai sasaran yaitu:
1.       Menyebabkan erosi budaya
2.      Kehilangan jati diri dan identitas bangsa
3.      Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
Sikap positif lain yang perlu dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai berikut:
a.      Berkompetisi dalam kemajuan iptek;
b.      Meningkatkan motif berprestasi;
c.       Meningkatkan kualitas/mutu;
d.      Selalu berorientasi ke masa depan.





 DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pengunjung yang baik, silahkan tinggalkan komentar ^,^