Kamis, 31 Januari 2013

Pahlawan Era ’45 dan Pahlawan Masa Depan

Pahlawan….
 Tentunya kita semua mengetahui arti dari kata ‘pahlawan’. Pahlawan identik dengan pengorbanan jasa. Pada masa penjajahan, banyak orang yang rela berkorban demi kemerdekaan Indonesia. Meskipun nyawa yang menjadi taruhan, tapi itu tidak menjadikan gentar dan tetap membusungkan dada, berdiri tegak menatap tajam para penjajah. Dengan rasa jiwa nasionalisme yang tinggi dan kobaran semangat patriotisme untuk maju membela Bangsa. Itulah pahlawan! Mereka adalah pahlawan, yang mau mengorbankan jiwa dan raga tanpa kenal pamrih. Satu, dua, tiga, belasan bahkan mungkin tak terhitung berapa banyak mereka yang berguguran di medan perang untuk menaikkan “BENDERA PUSAKA MERAH PUTIH”. Bahkan semasa setelah Indonesia memproklamasikan diri, beberapa dari mereka – para pahlawan yang mampu bertahan dari maut saat berperang masih tetap ada; tetap gagah mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari para penjajah yang ingin kembali merebut Tanah Air. Meskipun mereka telah pergi kealam yang berbeda, namun jasa yang mereka berikan masih membekas hingga sampai pada zaman dimana kita hidup saat ini, Mereka mewariskan sesuatu hal yang sangat berharga, yang tidak bisa dibeli dengan uang berapapun yaitu “KEMERDEKAAN”. Lalu sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda meneruskan perjuangan para pahlawan yang gugur dimedan perang untuk menjaga dan mempertahankan Negara Indonesia. 67 tahun Berjaya, namun nampaknya itu hanyalah sekedar Proklamasi di atas kertas. Pada kenyataannya kita masih dijajah. Meskipun sudah tidak ada lagi pemaksaan, perbudakan dan hal-hal kejam lainnya yang dilakukan bangsa Penjajah terhadap orang-orang Indonesia, namun Indonesia dijajah dalam sektor perekonomian. Bisakah anda melihatnya? Sebagian besar perusahaan di Indonesia dikuasai oleh bangsa Asing. Dan hal yang paling sangat disayangkan adalah, pertambangan yang merupakan sumber daya alam Indonesia yang begitu besar dan berpengaruh bagi hajat hidup orang banyak dikuasai oleh bangsa Asing. Lalu kemana kita “Si Pemilik Sah”? Seharusnya kita yang menguasai sumber daya alam di Tanah Air sendiri. Penjajahan sektor perekonomian ini akan terus berjalan jika kita tidak menghentikannya. Belakangan pun penjajahan merambat pada bidang teknologi. Kita para generasi muda, harusnya mampu memfiter diri dengan memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin. Namun semua menjadi kebalikan. Teknologilah yang menguasai kita. Dengan hadrinya berbagai macam alat yang makin memudahkan pekerjaan manusia, membuat kita lalai. Malas! Hal ini menjadi masalah yang kompleks karena sudah menjadi penyakit kronis dan kecanduan dikalangan anak muda. Disinilah kita membutuhkan “PAHLAWAN!” Bukan pahlawan untuk berperang dimedan perang. Tapi pahlawan untuk memerangi penjajahan perekonomian. Dan pahlawan untuk memfilter kemajuan teknologi. Jika sebelum INDONESIA MERDEKA banyak sekali pahlawan bermunculan. Bagaimana dengan sekarang? Jika sebelumnya ada pahlawan yang mempertahankan Kemerdekaan setelah INDONESIA MERDEKA, lalu bagaimana dengan sekarang? Dimanakah pahlawan yang akan memberantas penjajahan perekonomian Bangsa kita? Coba ambillah cermin! Perhatikan dengan seksama siapakah wajah yang muncul dalam cermin itu? Apakah dia pahlawan? Dia bukanlah pahlawan, namun dia adalah calon pahlawan bangsa Indonesia. Pandangilah wajah itu. Wajah-wajah inilah yang akan menjaga dan mempertahankan Indonesia. Wajah-wajah inilah yang akan memberantas penjajahan era modern. Ditangan wajah-wajah inilah masa depan Indonesia ditentukan. Saya yakin, dan kita semua pun yakin Indonesia mempunyai masa depan yang cerah. Namun hal tersebut hanya akan menjadi sebuah keyakinan semata jika tidak direalisasikan dengan bukti nyata, sebuah tindakan. Dan bagaimanakah kita seharusnya bertindak? Haruskah kita membawa senjata berlarian, berperang melawan bangsa Penjajah? Secara fisik tidak! Karena Indonesia telah merdeka secara de facto dan de jure. Namun secara pendidikan, ya! Bawalah senjata. Namun bukan senjata pistol ataupun meriam. Tapi bawalah senjata berupa ilmu pengetahuan. Lalu berlarilah! Lari kejar prestasi untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia. Dengan ilmu pengetahuan, bukan hanya dapat mengharumkan nama Bangsa dengan prestasi tapi juga bisa mempertahankan Indonesia dari jajahan bangsa Eropa. Setidaknya persiapkanlah diri anda untuk 5-10 tahun kedepan. Belajar dengan giat, kejar prestasi dan bersemangat mencari ilmu untuk bekal memerangi penjajahan saat ini. Tidak ada gunanya mengadu otot karena yang dibutuhkan pada era Globalisasi ini adalah kekuatan otak, bukan kekuatan otot. Kita para generasi muda akan menjadi pahlawan untuk “Indonesia yang cerah” dimasa depan. Jadi persiapakan diri anda mulai dari detik ini!